FAKTA BERITA, PANGKALPINANG — Program bedah rumah yang dijalankan Pemerintah Kota Pangkalpinang sejak tahun 2018 telah meninggalkan jejak signifikan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Maulan Aklil (Molen) periode 2018–2023, sedikitnya 1.088 unit rumah tidak layak huni (RTLH) telah berhasil dibedah dan direnovasi menjadi rumah yang lebih layak, sehat.
Program ini menyasar keluarga-keluarga kurang mampu di berbagai kelurahan di Kota Pangkalpinang.
Berdasarkan data dari Pemkot Pangkalpinang dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Pangkalpinang, intervensi bedah rumah dilakukan secara bertahap setiap tahunnya, dengan dukungan pembiayaan dari APBD, Dana Alokasi Khusus (DAK), dana zakat infak sedekah (ZIS), Bantuan Stimulan Stimulan Perumahan Swadaya ( BSPS ) Kementrian PUPR, serta program kolaboratif bersama CSR pihak swasta dan lembaga sosial.
Secara geografis, penerima manfaat tersebar di hampir seluruh kecamatan di Pangkalpinang, mulai dari Taman Sari, Rangkui, Girimaya, Gerunggang, Bukit Intan, hingga Pangkalbalam. Di beberapa wilayah, rumah-rumah semi permanen yang sebelumnya hanya berdinding papan lapuk dan beratapkan seng bocor kini telah berganti rupa menjadi bangunan berdinding batu bata, berlantai keramik, dan berstruktur atap baja ringan.
Program bedah rumah era Molen ini tidak hanya memberikan manfaat fisik berupa tempat tinggal yang lebih layak, tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan psikologis penerimanya. Berdasarkan pemantauan sejumlah pihak, warga penerima bantuan menunjukkan peningkatan rasa percaya diri, kenyamanan, dan rasa aman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.



















