BELITUNG TIMUR, FAKTABERITA — Seorang penjaga Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur, diduga 14 Siswi SD di Belitung Timur Diduga Jadi Korban Asusila Penjaga Sekolah tindakan asusila terhadap 14 murid SD.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Belitung Timur, Imelda Handayani saat dikonfimasi membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Menurutnya kejadian terungkap, saat LPA Beltim berkenaan mengadakan sosialisasi pencegahan kekerasan seksual anak di Kecamatan Kelapa Kampit sekitar dua minggu lalu.
“Katanya, Bu saya mendapat laporan langsung seorang anak yang mengalami pelecehan seksual. Kami kaget karena setelah tahu ada 14 orang (korban),” ujar Imelda kepada Wartawan, Rabu (30/3/2022).
Melda menyampaikan kejadian tersebut terjadi sekitar dua bulan lalu, namun Bhabinkamtibnas tersebutbbelum berani mengungkap kalau belum mendapat informasi yang valid.
“Jadi saya mencari tahu ke sekolah, orang tua dan ke korban juga, akhinya didapat lah data 14 orang anak tersebut,” ujarnya.
Imelda mengatakan, dengan ada kasus seperti ini tidak lanjut yang dilakukan oleh LPA Beltim yakni, dengan mendatangi lokasi kejadian, dengan di fasilitasi oleh Kades serta pihak desa, dan juga sekolah bersangkutan.
Pada saat itu juga diundang orang tua korban dan anak-anak yang menjadi korban. Cuman, katanya, waktu itu memang ada kendalanya, karena ada sebagian besar orang tua korban menganggap kasus ini sudah selesai, sudah dimaafkan.
“Yang kemudian menjadi pertanyaan kami selesai seperti apa? Karena kasus pelecehan seksual bukan delik aduan, tidak akan menghentikan proses hukum, mungkin untuk permintaan maaf itu manusiawi, tapi tidak akan menghentikan proses hukum,” ujarnya
Dia menjelaskan karena ini bukan delik aduan siapun boleh melaporkan. Tapi, katanya, ketika nanti Kepolisian butuh data, butuh laporan, dan pihak keluarga korban kekeh tidak mau melaporkan ini yang agak membuat repot.
“Untuk itu kami mendorong, supaya pihak keluarga atau korban membuka mainshet mereka bahwa ini bukan aib bukan tabuh, justru ketika ini tidak diungkap tidak dilanjutkan perlidungan anaknya tidak jalan, hak anak tercederai, karena anak tergantung orang tua,” ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan ke UPTD Perlidungan Perempuan dan Anak (PPA) Belitung Timur dan Kasat Reskrim Polres Belitung Timur.
“Saat itu Kasat Reskrim juga mempertanyakan kenapa pihak sekolah tidak melaporkan, padahal ini kejadiannya disekolah, saat itu saya menjawab, untuk saat ini kami fokus pada korban karena anak-anak ini ada yang akan ikut ujian sekolah, karena kami melihat sekilaa dengan psikolog, anak-anak yang mendapatkan perlakukan demikian tentu akan mengalami depresi atau trauma,” ujarnya.
Dia mengatakan, ketika saksi ada, korban ada, dan pelaku sudah mengakui maka diserahkan lah ke pihak Kepolisian untuk menindak lanjuti.
Imelda menambahkan, katanya, ada semacam pembiasaan itu hanya bercanda, hanya meraba-raba, tapi ternyata tidak seperti itu.
“Jadi si penjaga sekolah ini ketahuannya, saat pengukuran suhu badan, ada satu siswi yang terlambat, saat selesai siswi itu datang nangis, ditanya, dijawab tadi bapak itu (penjaga) megang dadanya, dan megangnya itu diremas-remas bukan becangek (becanda), nah dari situ sudah jelas pencabulan, dan akhirnya yang lain ada yang bilang pernah diperlakukan serupa, akhirnya di tracking didapat 14 korban tersebut,” bebernya. (FB09)