JAKARTA, FABERTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim sebanyak 98 persen nasabah PT Asuransi Jiwasraya menyetujui adanya restrukturisasi polis. Kendati demikian, dia masih belum merinci berapa porsi nasabah ritel dan korporasi yang sepakat aksi restrukturisasi tersebut.
“Alhamdulillah sudah ada persetujuan hampir 98 persen (nasabah) yang sudah menyetujui restrukturisasi. Maaf di sini kami Kementerian BUMN dan seluruh direksi Jiwasraya akan berbuat yang terbaik mencari solusi yang sebenarnya sudah menjadi masalah jauh sebelum kami memimpin,” Erick saat menggelar konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 2 Juni 2021.
Menurut dia, upaya penyelematan perusahaan asuransi pelat merah itu nantinya akan dilakukan secara transparan. Selain itu, Kementerian BUMN dalam upaya menyelamatkan perseoran dan nasabah telah mendapatkan dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kementerian Keuangan Jaksa Agung, Menteri Keuangan dan Menteri Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam).
Erick pun menegaskan, upaya pemberantasan korupsi di lingkungan perusahaan negara akan terus dilakukan. Sebab, selain ada kasus gagal bayar polis di Jiwasraya, PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri pun mengalami hal serupa.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merinci kerugian negara akibat tindakan korupsi itu mencapai Rp22,78 triliun. Korupsi tersebut dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam pengelolaan investasi saham dan reksa dana.
“Sekarang kita akan rapikan dana pensiun pegawai BUMN yang kemarin juga dirampok, ini bagian dari bersih-bersih yang dilakukan. Ini bukan arogansi tapi empati dan keberpihakan yang harus dilakukan,” kata dia.
Sebagai informasi, kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya diperkirakan menyebabkan kerugian negara sebesar Rp16,8 triliun. Enam terdakwa telah ditetapkan dalam kasus ini, di antaranya yakni eks Direktur Utama (Dirut) Jiwasraya Hendrisman Rahim dan eks Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya Syahmirwan dan eks Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo.
Selain itu, ada pula dari pihak swasta yaitu Direktur Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro, Komisaris Utama PT Trada Alam Minera (TRAM) Tbk Heru Hidayat, dan Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto. (KN/Faberta)