BANGKA BELITUNG, FABERTA – Masih ingat dengan program gelang “Tetap di Rumah” yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Bangka Belitung untuk memutus mata rantai covid-19? Sejauh mana realisasi dan efektifitasnya?
Hasil telusuran faktaberita.co.id, sejak gelang tersebut dijadikan sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, data kasus Covid-19 di Bangka Belitung masih saja tinggi, bahkan Bangka Belitung sempat dinobatkan sebagai daerah dengan penyumbang pasien terkonfirmasi positif peringkat 12 skala nasional.
Tidak efektifnya program gelang covid-19 walau sudah menelan anggaran cukup banyak mendapat tanggapan keras dari ketua Komisi II DPRD Bangka Belitung, Adet Mastur.
Wakil rakyat dapil Bangka Tengah tersebut mempertanyakan sejauh mana realisasi pelaksanaan gelang Covid tersebut. Kenapa sampai tidak memberikan dampak signifikan dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19.
“Dulu program ini luar biasa, siapapun yang datang dari luar Bangka wajib mengenakan gelang ini, namun kenyataannya sampai saat ini kondisi Covid Babel masih tinggi,” ujarnya.
Adet menegaskan, Pemerintah Provinsi Babel harus ada ‘action’ dan jangan hanya bikin program-program yang habisin anggaran namun realisasi dan hasilnya nol.
“Hingga saat ini kami tidak tahu ujung realisai program gelang Covid-19 ini sudah sampai mana, berapa APBD yang digunakan juga tidak jelas,” ungkap Adet.
Adet menerangkan anggaran program tersebut sudah dihentikan karena ketidak jelasan realisasi serta tidak adanya dampak dalam hal memutus mata rantai penyebaran covid-19. Apalagi, dalam kenyataannya gelang yang sempat overklaim bisa dilacak itu, nyatanya cuma dari kertas biasa yang bahkan bisa dilepas dan pasangkan kembali. (Faisal)