Curhatan Pedagang Pasar di Pangkalpinang: Omset Anjlok hingga Pajak Lapak Naik

Salah satu pedagang sedang tertidur akibat sepinya pembeli di Pasar Atrium Pangkalpinang. Foto: Rais

PANGKALPINANG, FABERTA — Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan sejak 2020 menyisahkan berbagai kepiluan tersendiri bagi masyarakat, termasuk para pedagang. Imbas virus corona telah menghantam sendi-sendi perekonomian. Bahkan, tak sedikit pelaku usaha gulung tikar akibat ulang Covid-19 yang hingga saat ini masih belum bisa dikendalikan.

Yantri (33), salah satu pedagang baju di Pasar Atrium Pangkalpinang mengaku pendapatannya anjlok semenjak pandemi lebih lagi ketika PPKM diberlakukan.

Bacaan Lainnya

“Sekarang nyari sejuta aja susah, paling besar perhari 700-800 ribu. Kalau begini (PPKM_red) kan ekonomi jadi lumpuh” katanya, Senin (9/8/2021).

Tak hanya itu, Yantri berujar selama PPKM tak ada bantuan kepada para pelaku usaha, sama sekali. Bahkan, di tengah kondisi pandemi yang sulit seperti ini, pajak lapak kios tempat dia berdagang justru naik dari tahun ke tahun.

“Bantuan dari pemerintah juga ga ada, dari dinas pasar harusnya ada bantuan, ini ga ada apapun, Disperindag juga ga ada, malahan ditaik biaya retribusi bangunan tiap tahun, kemaren tuh kan dari pemerintahan pasar tuh 900 ratus sekarang sejutan dua ratus, kami tekejut masa corona malah naik,” ketusnya.

Kepiluan itu juga dirasakan Bunga, pedagang baju di Pasar Atrium Pangkalpinang, Ia menyebutkan aturan PPKM yang menjadi-jadi membuat dagangannya sepi pembeli. Bahkan, pendapatannya anjlok hingga 50 persen.

“Berharap sih jangan berlanjut, gak PPKM aja udah sepi apalagi tambah PPKM, tapi tergantung keadaanlah ya, kalau memang keadaannya harus PPKM. Sebelum PPKM (omzet_red) lumayan lah, semenjak PPKM turun 50 persen ade lah,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *