FAKTA BERITA, PANGKALPIINANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat sejumlah indikator ekonomi penting sepanjang Oktober 2024, yang mencakup inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), transportasi, pariwisata, hingga sektor ekspor-impor, dalam penyampaian rilis di uang aula kantor BPS Babel, Jumat (1/10/2024).
Dari data Inflasi dan Harga Konsumen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi tahunan (_year-on-year_) sebesar 0,22 persen, dengan deflasi bulanan (_month-to-month_) sebesar 0,18 persen dan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,57.
Kenaikan inflasi tahunan didorong oleh harga beras, rokok kretek mesin (SKM), dan emas perhiasan, sedangkan penurunan bulanan dipengaruhi oleh turunnya harga angkutan udara, cabai merah, dan kangkung.
Secara rinci, beberapa wilayah di provinsi ini mengalami variasi dalam perkembangan inflasi dan deflasi. Tanjung Pandan mencatat deflasi tahunan sebesar 0,53 persen, Bangka Barat deflasi 0,08 persen, sementara Belitung Timur mengalami inflasi 0,29 persen. Kota Pangkal Pinang mencatat inflasi tahunan tertinggi di wilayah tersebut sebesar 0,69 persen.
Untuk Nilai Tukar Petani (NTP) di Bangka Belitung naik sebesar 0,75 persen dengan indeks 139,64, yang dipengaruhi oleh komoditas utama seperti lada, karet, dan kelapa sawit. Di sisi lain, harga yang dibayar petani turun 0,09 persen, dipengaruhi oleh harga ketimun, daging ayam ras, dan cabai merah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga naik sebesar 0,70 persen, menunjukkan adanya peningkatan daya beli petani di wilayah ini.
Dari transportasi dan oariwisata, transportasi laut di September 2024 mengalami penurunan jumlah penumpang, baik yang berangkat (turun 10,82 persen) maupun yang datang (turun 3,11 persen). Namun, jumlah barang muatan mengalami kenaikan sebesar 4,03 persen. Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara di Bandara Depati Amir dan H.A.S Hanandjoeddin juga mengalami penurunan, baik untuk penumpang berangkat maupun yang datang.
Sektor pariwisata, khususnya pada hotel berbintang, mencatat kenaikan jumlah tamu sebesar 8,24 persen dengan total 42.786 tamu. Namun, tingkat penghunian kamar (TPK) turun menjadi 30,56 persen, dan rata-rata lama tamu menginap turun menjadi 1,62 malam.
Nilai ekspor Bangka Belitung pada September 2024 tercatat sebesar USD 180,19 juta, mengalami peningkatan 12,81 persen dibandingkan tahun lalu namun turun 18,44 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai impor juga meningkat signifikan sebesar 180,73 persen dibandingkan tahun lalu dan 388,17 persen dari bulan sebelumnya, mencapai USD 3,74 juta. Meskipun demikian, neraca perdagangan tetap surplus sebesar USD 176,45 juta.
Luas panen padi di Bangka Belitung tahun 2024 diperkirakan meningkat menjadi 19.078 hektare, bertambah 24,82 persen dari tahun 2023. Produksi padi juga diperkirakan meningkat 13,80 persen mencapai 75.644 ton gabah kering giling (GKG), sementara produksi beras untuk konsumsi mencapai 44.837 ton.
Data ini memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi di Bangka Belitung yang mencakup berbagai sektor, menunjukkan adanya tantangan sekaligus peluang pertumbuhan bagi provinsi ini di masa mendatang.