BANGKA TENGAH, FAKTA BERITA — Kawasan eks kobatin blok Merbuk, Kenari dan Pungguk di Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung kian hari terus dikepung para penambang liar.
Selain menimbulkan kebisingan suara yang ditimbulkan dari mesin TI rajuk tower, kawasan tersebut juga pernah memiliki riwayat banjir beberapa tahun lalu.
Aktivitas ilegal yang sudah tahunan terjadi ini memang tak pernah dapat sentuhan tegas dari Aparat Penegak Hukum (APH). Alhasil para penambang liar pun semakin hari semakin banyak yang beraktivitas karena tidak adanya rasa takut.
Informasi yang didapat wartawan, merajalelanya aktivitas ilegal dikawasan tersebut diduga karena adanya koordinasi yang besar hingga 35 persen agar aktivitas tetap jalan.
Beberapa hari lalu sempat ada himbauan yang dilakukan oleh Polsek dan perangkat pemerintahan, namun bukannya takut, pelaku tambang yang kabarnya komandoi oleh koordinator RK, CP dan MWN justru terkesan tidak takut dan terus beraktivitas.
Syahroni salah satu warga Simpang Perlang yang merasa terdampak bahkan pesimis dengan tindakan tegas APH, karena berulang kali lapor, hasilnya cuma sosialisasi dam imbauan.
“Lah kami laporkan ke Polres Bangka Tengah namun sampai saat ini tidal ada tindakan tegas dari pihak kepolisian untuk memberhentikan,” ujar Syahroni.
Syahrob menegaskan, para koordinator tambang ilegal ini telah menjual nama masyarakat lingkar tambang, untuk kepentingan kelompok pribadi.
Para koordinator tambang ini katanya selalu berdalih perut masyarakat untuk cari keuntungan pribadi.
Sementra itu Kapolsek Koba seizin Kapolres Bangka Tengah Iptu Mardian mengatakan akan melakukan upaya persuasif, dam diharapakam setelah lebaran sudah berhenti.
“habis lebaran harus berhenti, jika tidak, maka upaya selanjutnya kami laporkan ke satuan atas untuk upaya penindakan Hukum,” tegas kapolsek Koba .