FOTO: Kondisi 3 Proyek Miliaran di Bangka Tengah, dari Minim Manfaat Hingga Mubazir

3 Proyek di Bangka Tengah. (Foto:Januar/Faberta)

BANGKA TENGAH, FABERTA — Setiap pembangunan tentunya harus memberikan dampak positif kepada masyarakat secara sosial maupun ekonomi. Sehingga anggaran yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diberikan untuk masyarakat.

Namun begitu, tak sedikit pekerjaan fisik yang sudah dibangun justru belum bahkan tidak memberikan manfaat sehingga tidak sebanding dangan anggaran negara yang sudah dikeluarkan, tak terkecuali pembangunan di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Melalui telusuran Faktaberita.co.id, sejak tahun 2015 tedapat tiga pekerjaan di Bangka Tengah yang belum memberikan manfaat yang siginfikan bahkan ada yang mubazir karena tidak digunakan, padahal sudah memakan anggaran yang begitu besar.

1. Proyek Eskalator Pasar Modern Koba

Sempat diresmikan pengoperasian di Pasar Modern Koba pada tahun 2015 lalu oleh Bupati Bangka Tengah saat itu, proyek Eskalator yang menyedot dana APBD Bangka Tengah kurang lebih Rp 1,3 miliar tersebut hanya berjalan seminggu, setelah itu tidak pernah digunakan lagi hingga sekarang.

Kabid Perdagangan Disperindag-UKM Bangka Tengah, Royter mengatakan, proyek eskalator tersebut sebelumnya merupakan pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum (PU), namun kemudian dihibahkan ke Disperindag-UKM Bateng.

“Semenjak dihibahkan ke Disperindag-UKM dari PU, kami sempat mengusulkan anggaran untuk perawatan eskalator tersebut, namun karena para pedagang saat itu tidak ada yang mengisi lantai dua dan sudah nyaman berjualan dibelakang gedung, akhirnya kami putuskan untuk tidak memperbaiki, karena mubazir juga jika tidak ada aktivitas dilantai dua Pasar Modern Koba,” ucap Royter.

2. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Tanjung Langka.

Mulai dibangun sejak 2014, kemudian disempurnakan lagi pembangunan sarana dan prasarananya secara bertahap hingga akhirnya diresmikan tahun 2019 oleh Bupati Bangka Tengah saat itu, hingga kini bangunan RPH yang sudah memakan biaya miliaran tersebut belum juga digunakan.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian Bangka Tengah, Sunaryo mengatakan, sebenarnya usai diresmikan, RPH tersebut sudah mau diserahkan kepada Haji Samud sebagai penanggungjawab dan dibuka untuk umum, namun karena terkendala pandemi sehingga mereka belum siap dan menunggu sampai pemotongan normal kembali.

“Selain para peternak yang mengatakan belum siap untuk pemotongan disitu, kita juga mengakui kalau masyarakat belum mau menggunakan RPH tersebut karena kurangnya sarana dan prasarana sehingga mesti dilengkapi, seperti pagar keliling, rumah jaga dan lainnya. Untuk itu kita sudah berkoordinasi dengan pusat karena memang sebelumnya menggunakan dana pusat, untuk mengusulkan kelengkapan sarana penunjang lainnya,” ujar Kabid Peternakan, Suryano

3. Kolam Renang Aquatic

Kolam renang Aquatic yang dibangun di Desa Beluluk, Kecamatan Pangkalan Baru yang diperuntukan untuk venue Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V 2018 Bangka Tengah tersebut memakan biaya cukup besar yakni hampir RP 23 milar.

Namun, pantauan dilapangan venue berstandart internasional tersebut belum sepenuhnya selesai, karena masih ada beberapa bangunan yang belum selesai dibangun seperti diantaranya tempat lompat tinggi. Kondisi kolam lompat tinggi pun kini berlumut karena jarang digunakan, ditambah akses jalan menuju kolam renang yang tidak memadai.

Kendati dibuka untuk umum, namun pemasukan yang didapat dari kolam renang aquatic tersebut tergolong kecil, jika dibandingkan dengan biaya perawatan, sehingga ada wacana aset tersebut mau diambil alih oleh Pemprov Bangka Belitung, dan hal ini dibenarkan oleh Ketua DPRD Bangka Tengah, Mehoa. (Faisal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *