FOTO: PDI-P Rangkul Mahasiswa se Babel Rawat Kebhinekaan Dalam Bingkai NKRI

PDI Perjuangan Provinsi Bangka Belitung dengan menggelar kegiatan seminar pendidikan politik bertajuk 'Merawat Kebhinekaan Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia', yang dilaksanakan di Kantor DPD PDI-P Babel, Pangkalpinang, Sabtu (2/10/2021) kemarin. Foto: Rais/Faberta

BABEL, FABERTA — Komitmen PDI Perjuangan untuk terus merawat kebhinekaan Tanah Air memang bukan sekedar omong kosong. Berbagai upaya terus dilakukan agar kemajemukan itu terus terjaga.

Sebagaimana yang dilakukan oleh PDI Perjuangan Provinsi Bangka Belitung dengan menggelar kegiatan seminar pendidikan politik bertajuk ‘Merawat Kebhinekaan Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia’, yang dilaksanakan di Kantor DPD PDI-P Babel, Pangkalpinang, Sabtu (2/10/2021) kemarin.

Bacaan Lainnya

Dalam seminar tersebut, PDI-P membekali para ratusan mahasiswa se Babel berupa pemahaman yang sudah menjadi warisan para pahlawan terdahulu, nasionalisme dan cinta tanah air.

Lewat bedah buku ensiklopedia Keislaman Bung Karno yang menghadirkan langsung penulisnya, Rahmad Sahid. PDI-P Babel ingin menyajikan sebuah karakterististik keislaman yang sangat melekat pada sosok sang proklamator RI, Bung Karno.

Selain itu, narasumber yang berkompeten ikut dihadirkan dalam seminar kemarin, seperti Politisi PDI Perjuangan Budiman Sujatmiko, Ketua MPR RI Ahmad Basarah, CEO Veritas Politik Iqbal Themi sekaligus mewakili suara milenial serta Ketua DPD PDIP Babel Didit Srigusjaya.

Ketua DPD PDIP Babel, Didit Srigusjaya mengatakan bahwa sudah selayaknya mahasiswa saat ini bisa mengimplementasikan sikap nasionalisme sebagaimaan sudah dicontohkan oleh Bung Karno ketika memperjuangkan RI ke gerbang kemerdekaan.

“Perjuangan Bung Karno dalam memerdekakan Republik Indonesia itu sangatlah berat. Tapi karena beliau pemimpin yang mampu menyatukan berbagai perbedaan yang ada, mulai suku, agama, ras, dan budaya yang beranekaragam, beliau bisa benar-benar mewujudkan kemerdekaan untuk rakyat,” katanya.

lanjut Didit menceritakan, bahwa kecintaan Bung Karno kepada rakyat melebihi dari dirinya sendiri bahkan keluarga.

“Beliau adalah pemimpin yang rela menanggung setiap penderitaan rakyatnya. Tapi beliau tidak ingin rakyatnya tahu, bahwa Bung Karno sangat menderita. Bayangkan betaoa cinta beliau kepada rakyat Indonesia,” ungkapnya.

Sementara, Rahmad Sahid ikut memaparkan bahwa dalam menjadi seorang pemimpin, Bung Karno adalah pemimpin bagi semua golongan. akan tetapi, pada saat itu, dia menceritakan bahwa Bung Karno kerap dihantam isu-isu anti islam bahkan disebut sebagai pemimpin yang pro komunis.

“Tidak Benar jika beliau dikatakan anti islam karena beliau merupakan pengagum berat Nabi Muhammad SAW,” paparnya.

Rahmad mengatakan bahwa benang merah dari diantara segala tuduhan yang tujukan kepada Bung Karno pada saat itu ialah isu SARA yang selalu digulingkan oleh lawan-lawan politiknya. Sehingga, ia merelevansikan kondisi tersebut dengan sekarang ia mahasiswa harus jeli dengan setiap isu yang beredar.

“Mahasiswa harus punya logika dalam bergerak ketika ada semacam provokasi sudah harus bisa membedakan mana yang benar dan yang tidak,” katanya.

Secara virtual, Budiman Sujatmiko juga ikut membekali para mahasiswa Babel. Ia mengatakan bahwa mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan sebagainya mana Bung Karno dalam sejak usia muda hingga akhir hayatnya nya sudah memberikan kontribusinya untuk bangsa dan negara.

“Bung karno adalah sosok manusia yang penuh ide, suka membaca ide orang-orang di dunia maupun nusantara serta memproduksi ide-ide hingga lahirlah Pancasila yang kini menjadi dasar dan pedoman berbangsa dan negara,” katanya.

Seminar kali ini dihadiri turut dihadiri Bupati Bangka Mulkan, Wabup Bangka Syahbudin, Bupati Riza Herdavid, Wabup Debby Vita Dewi. Ketua DPRD Babel Herman Suhadi, Ketua DPRD Kota Pangkalpinang Abang Hertza, Ketua DPRD Bangka Tengah, Mehoa.

Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus, di diantaranya Universitas Bangka Belitung (UBB), Pertiba, Stikes Citra Delima, IAIN Syeikh Abdurahman Sidik Babel, Universitas Muhammadiyah, Polman dan lainnya.

Tak hanya dari kampus, berbagai organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan pun ikut meramaikan, seperti PMII, HMI, GMNI, IMM, Pemuda Katolik, Pemuda Muhammadiyah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *