JAKARTA, FAKTABERITA — Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) bersama Wakil Menteri Perdagangan RI dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyelenggarakan acara Seminar Palm Movement bertajuk Good And Sustainable Palm Oil Governance For Indonesia’s Future, Jumat, 22 Juli 2022 lalu.
Dalam acara tersebut juga turut dihadiri oleh 120 peserta yang merupakan anak petani sawit dan mahasiswa yang konsen terhadap isu sawit.
Sekretaris Jendral PB PMII Muhammad Rafsanjani menyampaikan bahwa masalah sawit ini tidak hanya problem dalam negeri tapi di luar negeri juga mengalami diskriminasi dari negara-negara eropa.
“Tidak sedikit dari warga Indonesia yang tinggal di Sumatera yang aktif di sektor sawit mengalami black campaign terhadap sawit, sedangkan sawit itu sendiri adalah salah satu mata pencaharian utama kita, jadi bagaimana mungkin kita sebagai bangsa yang memiliki resources terbesar tetapi tidak sedikit dari kita memandang sawit dengan pandangan negatif,” kata sekjen PB PMII tersebut melalui keterangan yang diterima, Rabu (27/7/2022).
Pria jebolan SKSG UI ini mengajak para peserta seminar untuk melakukan suatu telaah kajian yang objektif baik dari segi misalkan percaturan geopolitik Internasional sebagaimana sawit diperlakukan secara diskriminatif.
“Kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki produktivitas sawit terbesar di dunia jangan sampai termakan oleh black campaign atau jangan termakan oleh narasi yang merugikan bagi kita semua terutama resources milik kita,” kata Rafsan.
“Karena itu berwawasan itu penting tetapi jangan sampai wawasan lingkungan kita digunakan alat untuk mendeskreditsikan apa yang menjadi resoureces utama bangsa kita sendiri,” lanjutnya
Rafsam menambahkan, pihaknya sengaja mengundang Wamendag RI karena Pak Jerry adalah salah satu aktivis sekaligus politisi yang memiliki concern akademis dan intelektual yang tinggi.
“Jadi saya meyakini bahwa Indonesia Raya ini bisa maju jika salah satunya pejabat publiknya melakukan kebijakan itu memperhatikan aspek based on scientific approach. Jadi apabila pejabat publik melakukan hal tersebut saya yakin kebijakan kebijakan akan tepat. Karena salah satu tokoh pernah berkata; kunci dari pemimpin itu dua, satu cintai rakyatmu dan gunakan akal sehatmu,” ucap dia.
Acara seminar berlanjut pada materi pertama yang di isi oleh Bapak Jerry Sambuaga selaku Wakil Menteri Perdagangan RI dengan judul Hilirisasi Kelapa Sawit. Dalam materi tersebut, Wamendag terlebih dahulu membahas kondisi perdagangan di Indonesia, yaitu neraca perdagangan Indonesia.
“Bahwa data yang kami dapatkan pada bulan juni 2022 telah meccapai surplus yang artinya ekspor kita lebih banyak dibandingkan impor dengan jumlah angka 24,89 miliar USD,” kata dia.
Wamendag RI melihat kondisi sektor perdagangan Kelapa Sawit sangat optimis dikarenakan bahwa sesuai data pada tahun lalu nilai surplus yang didapatkan tembus pada angka 35,34 miliar USD.
“Jika kita melihat dari surplus angka tahun lalu, saya optimis bahwa pada tahun 2022 ini akan lebih besar lagi.” Ujar Jerry Sambuaga.
Diketahui, total dari Produksi Minyak Sawit Dunia mencapai 75,5 Juta Ton pada tahun 2021. Indonesia menyumbang lebih dari 60% (46,88 Juta Ton) dari total produksi minyak sawit dunia dan menyumbang hampir 22% dari total produksi minyak nabati dunia tahun 2021 (213,2 Juta ton).
Dalam hal tersebut Jerry sambuaga menyampaikan bahwa 60% dari produk RI telah merajai dan juga memberikan bargaining position untuk keberlangsungan ekosistem dunia.
“Karena tidak sedikit negara negara yang ada yang menjadikan kelapa sawit ini menjadi salah satu sumber pangan, makanan dan energi dan seterusnya. Bahwa hal tersebut adalah fakta yang memang selama ini selalu disampaikan oleh publik sawit itu adalah suatu hal yang potensial,” ujar Jerry Sambuaga.