FAKTABERITA, JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Ganjar Pranowo, menegaskan pentingnya mengkaji ulang penerapan Sistem Proporsional Tertutup dalam Pemilu Indonesia. Menurutnya, sistem ini mampu mengembalikan marwah dan fungsi partai politik sebagai wadah kaderisasi, sekaligus mengurangi gesekan politik yang semakin tajam di lapangan.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menilai sistem proporsional terbuka yang selama ini digunakan memang memberi ruang luas bagi masyarakat untuk memilih langsung calon legislatif, namun juga membawa konsekuensi politik yang tidak sederhana.
“Kalau kita melihat kondisi publik hari ini, suara terbanyak masih akan menjadi pilihan. Tapi kalau kita perhatikan, pertarungan antar caleg dan gesekannya makin kencang, rasanya sudah saatnya dipertimbangkan kembali sistem proporsional tertutup,” ujar Ganjar dikutip dari Gesuri, Selasa (4/5/2025).
Ia menjelaskan, sistem proporsional tertutup memungkinkan partai politik benar-benar menjalankan peran sebagai lembaga kaderisasi dan pendidikan politik. Dengan sistem itu, calon yang diusung ke publik merupakan hasil seleksi dan pembinaan panjang di internal partai, bukan semata karena popularitas atau kekuatan modal.
“Ini bukan soal menutup ruang rakyat, tapi soal bagaimana partai menyiapkan calon yang berkualitas, yang memang dibentuk dan dipertanggungjawabkan oleh partainya. Jadi rakyat tetap memilih partai yang punya ide dan platform jelas,” tegas Ganjar.
Ganjar menambahkan, sistem ini juga pernah dikaji bersama dalam forum legislatif dengan konsep mixed-member proportional (MMP) seperti di Jerman, yang mengombinasikan daftar calon dari partai dengan sistem suara terbanyak. Menurutnya, pendekatan itu bisa menjadi kompromi yang ideal jika diterapkan di Indonesia.



















