BANGKA TENGAH, FABERTA — Puluhan warga Simpang Perlang, Kecamatan Koba, mendatangi lahan eks Kobatin yakni Kolong Merbuk, Pungguk dan Kenari serta Daerah Aliran Sungai (DAS) Berok untuk memberi peringatan kepada penambang agar segera menghentikan aktivitas ilegal didaerah tersebut.
Geram karena wilayah tersebut masih saja dikuasai para penambang, kemudian puluhan warga tersebut langsung mendatangi Polsek Koba guna menuntut untuk segera membongkar ratusan ponton ilegal yang beroperasi di lahan eks Kobatin itu.
Pantauan faktaberita.co.id, puluhan warga tersebut langsung diajak berdialog oleh Kapolsek Koba IPTU M. Manik di halaman teras Gedung Serba Guna (GSG) Koba dan juga dihadiri perwakilan TNI dan Pol PP Bangka Tengah.
Disela-sela menyikapi keluhan warga, Kapolsek Koba IPTU M. Manik mengatakan kalau dirinya masih baru menjabat sebagai Kapolsek Koba sehingga masih bingung
“Saya disini baru dua bulan, jadi apapun yang bapak-bapak sampaikan saya pasti sedikit bingung, tolong jangan heran,”ucapnya sembari memberikan kesempatan kepada warga untuk menyampaikan keluhan.
Salah satu perwakilan warga, Syahrob Syahroni menyampaikan, bahwa sudah tujuh tahun warga merasa sangat menderita karena dampak yang diakibatkan oleh para penambang
“Sudah tujuh tahun kami menderita, mereka tidak memikirkan dampak yang kami terimah, belum suara mesin yang keras ditambah ancaman banjir yang kapan saja bisa menimpa warga koba akibat altivitas ilegal tersebut,”terangnya
Dirinya merasa heran kenapa para penambang tak pernah takut untuk berhenti menjarah dan tanpa memikirkan akibat dari aktivitas yang mereka lakukan
“Kami ini heran kenapa masih saja penambang berani walau sudah di razia berkali-kali, padahal jelas mereka tidak mengantongi izin serta sudah menimbulkan konflik sosial berkepanjangan,”ungkapnya
Mewakili warga, Syahrob Syahroni meminta kepada Kapolsek Koba untuk segera membongkar ratusan ponton yang masih berada di Kolong eks kobatin tersebut. Jika tidak, maka warga yang akan membongkar sendiri namun dengan perlindungan kepolisian.
Ditempat yang sama, sopian (55) menyampaikan kehadiran pihaknya sekaligus ingin membantu pihak kepolisian soal Kantibmas dengan mengajak pihak kepolisian untuk bersama-sama membongkar dan mengosongkan ratusan ponton yang masih ada di kolong.
“Kami datang kesini menolak aktivitas ilegal tersebut secara tidak langsung membantu pihak kepolisian untuk menyelesaikan masalah Kamtibmas, jika dibiarkan terus meneruskan akan berpotensi munculnya gejolak konflik horisontal yang tak berkesudahan,”ungkapnya
Keluhan berikutnya datang Ketua Karang Taruna Berok, Engga yang menagih janji pihak kepolisian untuk segera menghentikan dan membongkar seluruh aktivitas tersebut
“Saya ingat pada hari Senin (5/4) kemarin, pihak kepolisian menegaskan untuk menghentikan dan membongkar seluruh aktifitas tambang ilegal tersebut, tapi faktanya sampai saat ini belum juga dibongkar,”ucap Engga.
Menyikapi polemik ini, Camat Koba, Muslimin merasa capek karena para penambang tidak pernah menghiraukan kendati sudah sering diberikan himbauan berkali-kali
“Kami sudah capek menangani polemik ini, kerena tidak satupun penambang yang menghiraukan kami, jadi mohon pihak kepolisian untuk kali ini harus betul-betul dibongkar agar mereka jera.”ucap Camat.
Laporan : Fernandes