Hasil Survey FKPT: 3 dari 500 Guru SMA Sederajat di Babel Menolak Pancasila

Ilustrasi Pancasila/ist

BANGKA BELITUNG, FAKTABERITA — Beberapa waktu lalu Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bangka Belitung merilis hasil survey tentang potensi penyebaran paham radikalisme.

Dari hasil survey tersebut, pemuda dan kalangan pelajar di Babel sangat rawan dan berpotensi terpapar paham radikalisme.

Bacaan Lainnya

Tentunya hal ini menimbulkan banyak pertanyaan, bagaimana bisa Provinsi Bangka Belitung yang dari dahulu kental dengan keberagaman penduduk dari berbagai ras dan agama berpotensi tinggi akan terpapar paham radikalisme.

Ketua FKPT Bangka Belitung, Sri Wahyuni menjelaskan bahwa survey yang mereka rilis tersebut mengacu atau menindaklanjuti hasil survey tahun 2017. D imana waktu itu Bangka Belitung masuk lima besar provinsi dengan potensi radikalisme di seluruh Indonesia.

“Tahun 2018 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menerbitkan hasil survey yang diadakan tahun 2017 mengejutkan sekali Babel masuk posisi lima provinsi dengan potensi tinggi terpapar paham radikal dalam hal ini khusus pelajar,” ungkap Sri

Dari hasil tersebut FKPT bersama Polda Babel yang waktu itu langsung mendapat instruksi dari Mabes Polri mengadakan survey ulang di tahun 2021 dengan lima ribu responden yang mencakupi pelajar SMA/SMK sederajat dan lima ratus lebih guru PAI/PKN se Babel untuk memastikan kembali hasil survey yang diterbitkan BNPT di tahun 2018 lalu.

Sangat mengejutkan hasil survey 2021 hasilnya sama dengan survey yang diadakan BNPT tahun 2017 kemarin, Bahkan Sriwahyuni menambahkan hasil survey yang diadakan bersama Polda Babel ini menunjukan potensi cukup tinggi dan sedang menuju kuat.

“Dari lima ribu lebih responden tersebut sekitar tiga puluh persen pelajar kita sangat berpotensi akan terpapar paham radikal, tentunya hasil ini menunjukan tren potensi dan sedang menuju kuat, ” jelas Sri Wahyuni .

Dalam proses tersebut, seluruh responden dikasih 37 pertanyaan yang diantaranya adalah tentang Pancasila sebagai dasar negara.

“Bahkan untuk guru dari lima ratus lebih responden empat ratusan yang mengembalikan kusionernya dan di antara empat ratusan itu ada tiga guru yang berstatus PNS yang terang – terangan menolak Pancasila sebagai dasar negara, tentunya ini kondisi yang mengkhawatirkan, ini baru yang ketahuan dan masih di lingkungan SMA sederajat kita belum mensurvey guru SMP dan SD,” kata Sri.

Sri Wahyuni mengatakan bahwa dengan hasil survey yang mereka rilis kemarin bersifat valid dan bisa pertanggung jawabkan dan tentunya ini memberikan peringatan kepada masyarakat Bangka Belitung agar bisa memberikan pemahaman tentang dasar negara, terlebih untuk pemuda dan pelajar di Babel.

“Tentu ini menjadi warning untuk kita semua bahwa Babel ini sedang tidak baik-baik saja, dan kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait tentunya dalam hal ini Polda dan Dinas pendidikan untuk mencegah penyebaran paham radikal di Bangka Belitung,” tutur Sri Wahyuni. (Fb07)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *