JAKARTA, FABERTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI semakin gerah dengan banyaknya informasi hoaks yang terus menyebar mengenai Covid-19, mulai dari penyebaran, obat, hingga chip dalam vaksin. Kemenkes menilai, hoaks ini sangat merugikan.
Hingga Selasa (6/4) lalu, Kemenkes melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Widyawati mengungkapkan, tercatat ada 154 informasi hoaks yang beredar mengenai Covid-19. Untuk menangkal itu, Kemenkes ada jurus tersendiri, apa itu? . “Maka dari itu, kami selalu mengimbau masyarakat untuk melakukan saring sebelum sebar (3S),” kata Widyawati.
Bahkan, orgamisasi kesehatan dunia WHO menetapkan hoaks sebagai salah satu ancaman global terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini pula, kata Communication for Development Specialist UNICEF Rizky Ika Syafitri, memaksa KPCPEN, Satgas Penanganan Covid-19 beserta Kemenkes perlu membuat task force guna menangani hoaks.
“Sedikitnya ada 5 hoaks baru yang tersebar setiap hari, sementara untuk mengklarifikasinya perlu proses. Kalau dilihat secara umum, hoaks vaksinasi sebenarnya berulang. Misalnya tentang KIPI, di tahun 2017-2018 saat Kemenkes melakukan kampanye besar vaksinasi campak rubella dengan target vaksinasi kepada 77 juta anak Indonesia. Salah satu kenapa cakupannya tidak mencapai 95 persen karena hoaks yang beredar,” kata Rizky dikutip dari CNNIndonesia.com.
Strategi lain yang bisa dilakukan dalam pencegahan penyebaran hoaks terkait Covid-19, kata Rizky, dengan mempersiapkan dan memberitahu masyarakat terlebih dahulu bahwa ada pihak-pihak yang tak ingin pandemi tuntas di Indonesia. “Sehingga saat masyarakat menerima hoaks, mereka sudah tahu jenis-jenis dan tidak terpengaruh dengan hoaks tersebut,” katanya.
Guna mendapat informasi terbaru yang valid, masyarakat diimbau menjadikan berbagai kanal resmi Kemenkes sebagai rujukan utama, seperti situs sehatnegeriku.kemkes.go.id, YouTube resmi @Kementerian Kesehatan RI, Facebook Kementerian Kesehatan RI, Twitter @KemenkesRI, dan Instagram @kemenkes_ri. (Robby)