Imbas Tragedi Kecelakaan Bus Study Tour, Siswa SDN 9 Tempilang Batal Tamasya

FAKTABERITA, BANGKA BERITA — SD Negeri 9 Tempilang resmi membatalkan tamasya sebagai bentuk perpisahan selama kurun waktu 6 tahun para siswa menempuh pendidikan sekolah dasar. Pembatalan tamasya tersebut di sampaikan oleh bapak supardi selaku kepala sekolah SD Negeri 9 Tempilang.

Keputusan ini di buat setelah mendapat himbauan dari dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Barat terkait larangan kegiatan tamasya, guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Akan tetapi hal tersebut harus tetap dipatuhi mengingat keselamatan siswa harus tetap diutamakan.

Bacaan Lainnya

Akan tetapi hal tersebut memicu kekecewaan dari siswa siswi kelas 6 yang telah antusias menyambut perpisahan dengan bertamasya, layaknya anak anak seusia SD itu menjadi satu hal yang mereka inginkan dikarenakan hal tersebut memberikan kebahagiaan tersendiri untuk mereka

Awalnya destinasi tujuan yaitu Greenland, Pasir Padi, dan BTC. Hal ini di tanggapi oleh pak Adi ardianto salah satu guru di SDN 9 tempilang untuk mengganti kegiatan tamasya yang sebelumnya diadakan setiap tahun diganti dengan tamasya ke Pantai Kuarsa di Dusun Sika.

“Saya setuju dengan keputusan pembatalan tamasya untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan. Namun untuk mengurangi kekecewaan siswa siswi, bagaimana jika kita melaksanakan karya wisata yang tidak jauh jaraknya dari sekolah,” jelasnya.

Guru-guru lain pun sependapat dengan-nya, dan disetujui oleh kepala sekolah. Berharap dapat mengurangi rasa kecewa siswa siswi kelas 6 SD Negeri 9 Tempilang.

Pada akhirnya karya wisata terlaksana tersebut dapat terlaksana dan tak mengurangi rasa bahagia para siswa siswi kelas 6 dan seluruh guru SD Negeri 9 Tempilang beserta beberapa wali murid dari kelas 6.

Acara diawali dengan beberapa game (permainan) yang telah disiapkan oleh mahasiswa selaku peserta Kampus Mengajar di lanjutkan dengan makan-makan dan ditutup dengan foto bersama untuk mengabadikan momen bahagia tersebut.

Dewi, mahasiswa kampus mengajar angkatan 7 juga memberikan pandangannya terhadap kebijakan yang membatasi siswa-siswi untuk melakukan rangkaian perpisahan dengan bertamasya.

“Iya bersepakat atas kebijakan tersebut karena setiap aktivitas siswa siswi adalah tanggung jawab guru dan hal tersebut penting untuk meminimalisir akan terjadinya hal hal yang tidak di inginkan,” ungkapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *