PANGKALPINANG, FABERTA – Sscara nasional, inflasi di bulan April 2021 tetap terjaga sebesar 0,13 persen (mtm) atau secara tahunan 1,42 persen (yoy). Inflasi yang tetap rendah dipengaruhi oleh jumlah pasokan komoditas strategis yang cukup baik di tengah peningkatan permintaan masyarakat selama Ramadan.
Adapun pada level regional, Bangka Belitung mengalami inflasi 0,18 persen (mtm) atau 2,93 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan tekanan inflasi bulan sebelumnya. “Namun tetap pada nilai yang terkendali,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Bangka Belitung, Tantan Heroika, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/5/2021).
Dijelaskannya, inflasi pada April 2021 didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan masyarakat selama bulan Ramadan. Hal ini tercermin dari peningkatan Indeks Harga Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,38 persen (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,129 persen. Inflasi pada kelompok tersebut antara lain disumbang oleh komoditas daging ayam, sayuran hijau, dan cumi–cumi. Namun demikian, laju inflasi kelompok ini tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti cabai rawit, dan cabai merah, yang didorong oleh meningkatnya produksi di beberapa sentra penghasil cabai. Selain itu beberapa komoditas ikan tangkap juga turut menahan laju inflasi seiring dengan membaiknya cuaca sehingga nelayan dapat melakukan aktivitas melaut.
Secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 0,30 persen (mtm) atau secara tahunan sebesar 2,13 persen (yoy), disebabkan oleh kelompok makanan khususnya yang bersumber dari komoditas sayuran hijau dan daging ayam, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman / restoran khususnya yang bersumber dari komoditas komoditas pempek dan tekwan/model. Sementara itu Kota Tanjungpandan mengalami deflasi sebesar 0,02 persen (mtm) dengan inflasi tahunan sebesar 4,35 persen (yoy). Deflasi di Kota Tanjungpandan utamanya disumbang oleh komoditas cabai rawit, cabai merah dan beras.
lebih lanjut ia mengatakan, ke depan, peningkatan harga daging ayam diprakirakan masih berlanjut sebagai dampak perpanjangan penerapan kebijakan pemusnahaan (culling) induk ayam (parent stock) dan pengurangan (cutting) telur tetes (hatching egg) dalam rangka mengendalikan kelebihan pasokan atau over supply day old chick (DOC) pada awal tahun 2021. Selain itu, harga pakan ternak juga mengalami peningkatan didorong oleh peningkatan harga jagung di pasar global yang meningkat sebesar 12,51 persen (mtm) pada akhir April 2021 sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi global, di tengah kekhawatiran produksi yang tertunda di Brazil.
Sementara untuk kondisi cuaca, berdasarkan data klimatologis pada periode bulan Mei hingga Desember pertumbuhan siklon tropis akan lebih terkonsentrasi terjadi di wilayah Belahan Bumi Utara. Sehingga diprakirakan tekanan inflasi yang muncul akibat kendala distribusi yang disebabkan pembentukan siklon tropis di wilayah Indonesia akan rendah.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2021 khususnya menjelang bulan Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan melakukan operasi pasar bahan pangan strategis, sidak pasokan ke distributor, monitoring distribusi LPG 3 kilogram yang tepat sasaran, serta mempererat koordinasi antar pemangku kepentingan terkait lainnya.
“TPID Bangka Belitung dan Satuan Tugas Pangan terus bersinergi dalam memantau perkembangan harga, menjaga kecukupan stok pangan, serta mengupayakan kelancaran distribusi sehingga inflasi tahun 2021 dapat terjaga pada rentang 3 persen ± 1 persen,” ujar Tantan Heroika. (Donny)