Kapolda Marah Soal Kisruh Tambang Liar di Merbuk Kenari : Akan Lakukan Razia Besar-besaran

Kabid Humas Polda Bangka Belitung Kombes Pol Jojo Sutarjo (ist)

BANGKA TENGAH, FAKTA BERITA — Merajalelanya aktifitas penambangan timah illegal di kawasan eks kobatin blok Merbuk, Kenari dan Pungguk di Desa Nibung, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah membuat gerah Kapolda Bangka Belitung.

Kondisi terkini para penambang kian hari kian bertambah. Informasi yang didapat media ini, aktivitas tambang ilegal tersebut dikoordinir oleh RK sekawan dan pentolan kolektor lama asal koba berinisial IS.

Bahkan menyikapi kondisi yang mengancam Kamtibmas, Bupati Bangka Tengah melalui surat tertanggal 15 Mei 2024 lalu meminta Kapolda Babel untuk mensterilisasi kawasan WIUPK blok Merbuk, Kenari dan Pungguk dari penambang liar.

Mengutip Babel Teraktual, Kabid Humas Polda Babel, Kombes Jojo Surajo mengatakan, masyarakat masih tetap membandel kendati sudah sering ada razia dari Polres Bangka dan dan pemda.

“Sudah sering ada razia gabungan, bahkan bahkan sudah dipasang plang himbauan larangan menambang, namanya masyarakat masih tetap saja membandel,” ujar Kombes Jojo Surajo, slSelasa (11/6/2024).

Terangnya, jika masyarakat terus membandel, pihaknya akan menerjunkan personal gabungan untuk melakukan razia secara besar-besaran.

“Pak Kapolda sempat marah tuh, nanti kami cek lagi ke lokasi dan akan dilakukan razia besar-besaran,” tegas Jojo.

Diketahui, tambang illegal di lokasi tersebut dikuasai atau dikoordinir oleh kawanan  RK, CP dan MWN serta pentolan kolektor lama berinisial Is. Koordinator ini disebut menerima fee 35 persen untuk keperluan lobi-lobi agar tambang tetap berjalan.

Salah satu sumber terdekat yang enggan disebutkan namanya mengatakan kalau dalam sehari dua lokasi merbuk dan kenaro bisa menghasilkan pasir timah sekitar hingga 6-7 ton. Bahkan Kolektor Is menjual hasil timah illegal ke salah satu smelter.

“Bayangkan smelter yang tidak punya IUP dikawasan tersebut saja bisa membeli timah dari situ, kemana aparat kepolisian kok diam saja,” ucapnya.

Di lain pihak, Direktur smelter yang disebut membeli pasir timah illegal di kawasan WIUPK PT Timah tersebut masih dalam upaya konfirmasi. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *