FAKTA BERITA, BANGKA TENGAH – Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) oleh PT Thorcon Power Indonesia di Pulau Gelasa, Kecamatan Lubuk Besar, Bangka Tengah, kembali memicu gelombang penolakan dan pertanyaan kritis dari masyarakat. Kali ini suara penolakan justru datang dari kalangan pelajar.
Dalam sebuah acara reses pimpinan DPRD Provinsi Babel, di Koba, Kamis (18/9/2025), seorang siswa SMK dengan lantang mempertanyakan apakah manfaat proyek bernilai triliunan rupiah itu sebanding dengan risiko kerusakan lingkungan di Bangka Belitung.
“Apakah ini benar-benar penting? Apakah sebanding dengan risiko yang harus ditanggung masyarakat?” tanyanya di hadapan forum.
Keresahan itu bukan tanpa alasan. Bagi masyarakat nelayan di Beriga yang berada paling dekat dengan lokasi rencana pembangunan, kekhawatiran soal dampak kerusakan laut dan masa depan hidup mereka masih menjadi momok besar.
“Kalau laut rusak, siapa yang menjamin hidup kami?” tegas Eri, nelayan Beriga.
Sementara itu, kalangan aktivis lingkungan menilai wacana PLTN di Indonesia belum saatnya diwujudkan. Juru Kampanye TUK Indonesia, Abdul Haris, menegaskan Indonesia masih rentan dari sisi keamanan nasional, baik internal maupun eksternal.
Selain itu, menurutnya negeri ini masih kaya akan energi terbarukan seperti surya, angin, dan panas bumi yang jauh lebih aman.



















