NASIONAL, FABERTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menperkirakan pada bulan Agustus 2021 luas lahan tanaman umbi porang di seluruh Indonesia mencapai 53 ribu hektare (Ha). Jumlah tersebut naik siginifikan dibandingkan dengan bulan ini yang telah mencapai 47 ribu Ha.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, adanya lonjakan luas tanam porang disebabkan lantaran komditas ini tengah diganderungi masyarakat. Apalagi, tanaman ini dapat dibudidayakan di setiap daerah.
“Prediksi saya bulan depan sudah 53 ribu Ha tidak lama lagi hampir 100 ribu Ha. Jadi posisi tahun ini sudah produksi booming tinggi dan tahun depan saya prediksi lebih tinggi lagi,” kata Suwandi dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu 7 Juli 2021.
Menurutnya, keuntungan menanam porang bagi petani yakni lahannya yang bisa ditanam berbarengan dengan pohon lain seperti jati. Sehingga keuntungan akan bertambah lantaran ada dua jenis komoditas yang ditanam dalam satu lahan.
Tak hanya itu, dari sisi ketinggian tanah, porang dapat ditanam pada ketinggian 100 hingga 600 meter di atas permukaan laut (MDPL). Sedangkan perawatannya juga relatif lebih mudah dan hanya membutuhkan pupuk kimia ataupun organik.
“Pupuk kandang lebih bagus dan masa tumbuhnya sekitar lima hingga enam bulan tapi di luar itu tidur. Tidak ada batangnya, tapi umbinya ada di dalam (tanah),” kata dia.
Suwandi menambahkan, secara produksi porang dikenal cukup produktif. Di mana setiap Ha lahan yang ditanam akan mampu menghasilkan panen sebanyak 10 ton.
“Produksi rata-rata 10 ton per Ha, kalau yang kering sekitar 13 hingga 20 persen tapi rata-ratanya sekitar 15 persen,” pungkasnya.