Langkah Bijak Mulkan-Syahbudin Atasi Pencemaran Limbah PT BAA

Bupati Kabupaten Bangka Mulkan mengunjungi PT BAA pada 13 Februari 2020. Foto: Ist

BANGKA, FABERTA — Langkah Pemerintah Kabupaten Bangka di bawah kepemimpinan Bupati Mulkan dan Wakil Bupati Syahbudin (Mulya) menyelesaikan permasalahan pencemaran limbah PT Bangka Asindo Agri (BAA) patut diacungi dua jempol. Pasalnya, Mulya mampu menjaga iklim investasi di Bangka dengan tetap mengedepankan orientasi profit tanpa mengenyampingkan dampak lingkungan hidup.

Diketahui sebelumnya, PT BAA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kasesa menjadi tepung tapioka. Berjalannya waktu, sejak 2017 masyarakat sekitar kawasan pabrik mengeluhkan aroma bau busuk yang berasal dari hasil limbah produksi tepung tapioka itu sendiri. Protes demi protes bermunculan hingga masyarakat pun menempuh jalur hukum meminta agar perusahaan tersebut ditutup.

Bacaan Lainnya

Menindaklanjuti problematika tersebut, Bupati Mulkan selaku pimpinan daerah tidak langsung serta merta mencabut perizinan PT BAA. Pasalnya, menurut orang nomor satu di Bangka itu kehadiran pabrik tersebut sejak awal mampu menghidupkan ekonomi masyarakat. Mengutip dari Bangkapos.com terbit pada 14 Agustus 2017 berjudul Setelah Stop Beroperasi Gara-gara Limbah, PT BAA Kembali Beli Singkong Petani Hingga 140 Ton Perhari disebutkan bahwa hasil singkong tersebut dibeli langsung dari petani di Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat maupun Bangka Selatan.

Belum lagi, kehadiran PT BAA mampu menyerap tenaga kerja lokal sebagai karyawan maupun pekerja lepas melalui UMKM binaan agar masyarakat memiliki penghasilan tambahan terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 di mana semua sektor usaha warga mandeg. Bahkan peran PT BAA juga menjadi upaya untuk terus menekan angka pengangguran khususnya di Bangka.

Selain itu, aktivitas pengelolaan dan produksi tepung tapioka dan tepung sagu PT BAA yang inovatif dan terbilang canggih menjadikan pabrik terbesar di Bangka itu menjadi salah satu rujukan pengolahan ubi dan sagu se Bangka Belitung bahkan se Indonesia. Hal ini juga secara tidak langsung mengundang daya tarik pengusaha luar daerah berkunjung ke Bangka. Lagi-lagi dampaknya menggerakkan perekonomian warga lokal.

Kepala HRD PT BAA, Beverly Woisiri juga turut menegaskan bahwa kehadiran PT BAA senantiasa akan selalu mengedepankan azas kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar, umumnya yang ada di Kabupaten Bangka. “Karena kita ingin meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bagi masyarakat di daerah,” kata dia Sabtu, 18 September 2021.

Berangkat dari berbagai profit yang didapat masyarakat pada akhirnya membuat Pemkab Bangka terus berupaya agar pabrik tersebut tetap berjalan. Namun demikian, MulYa tak ingin hanya mengedepankan profit tanpa meingindahkan dampak lingkungan. Pemkab Bangka terus mengawasi perkembangan penanganan limbah produksi PT BAA yang kerap menimbulkan bau busuk itu benar-benar tidak dirasakan lagi oleh masyarakat.

Bupati Mulkan mengharapkan kehadiran PT BAA tidak lagi menimbulkan polemik yang bisa merugikan masyarakat sekitar. Sehingga iklim investasi bisa terus bergeliat di daerah berjulukan Negeri Sepintu Sedulang tersebut. “Kedepannya kita mengharapkan tidak ada lagi gejolak yang terjadi sehingga masyarakat dan investor juga merasa nyaman,” ujar Mulkan dikutip dari laman resmi bangka.go.id berjudul Bupati Bangka Tinjau Perkembangan Penanganan Limbah PT BAA yang terbit pada 14 Februari 2020.

Kini, dengan segala upaya dari pihak PT BAA yang tidak terlepas dari penanganan dan pengawasan Pemkab Bangka di bawah kepemimpinan Mulkan-Syahbudin, Masyarakat sekitar tak lagi merasakan aroma bau busuk seperti yang dirasakan sebelumnya. “Alhamdulillah, sudah terkendali,” ungkap Subhan pada Sabtu, 18 September 2021, salah satu warga Kenanga dengan penuh rasa syukur.

Bijaknya lagi, bau busuk yang sebelumnya meresahkan warga Kenanga, Sungailiat akibat dampak limbah produksi tapioka PT BAA kini sudah mulai dimanfaatkan menjadi energi biogas. Tentunya, pemanfaatan ini akan menjadi salah satu energi alternatif utama bagi masyarakat pada masa yang akan datang, dan dapat menjadi salah satu upaya untuk menjaga bumi dari pemanasan global.

*Tulisan ini didedikasikan untuk mengikuti lomba menulis Media Award #3thkepemimpinanmulkandansyahbudin dengan tema ‘Geliat Pembangunan di Kabupaten Bangka’

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *