FAKTABERITA, BELITUNG TIMUR – Mahasiswa KKN dari IAIN SAS BABEL melakukan wawancara eksklusif dengan Subana, kepala Dusun Sinar Setion sekaligus pengepul kopi yang menjadi pelopor budidaya kopi di Desa Lilangan. Wawancara yang berlangsung pada Jumat lalu ini menggali sejarah awal penanaman kopi di desa tersebut.
Desa Lilangan mulai membudidayakan kopi pada tahun 1995. Namun, kegiatan tersebut sempat terhenti selama beberapa tahun sebelum akhirnya dimulai kembali pada tahun 2018.
“Untuk mulai kita menanam kopi itu sekitar tahun 2018,” ujar Subana.
Proses pengolahan kopi di Desa Lilangan pada awalnya dilakukan secara manual, seperti menyangrai kopi dengan kuali. Namun, setelah menerima pelatihan mengenai teknik pengolahan kopi yang lebih modern, Subana mulai memahami cara-cara baru dalam memproses kopi. Masyarakat desa juga pernah mengalami kesulitan dalam pemasaran kopi, yang sempat membuat mereka menebang semua pohon kopi yang telah ditanam.
Desa Lilangan bahkan pernah mendapatkan tawaran untuk mengekspor kopi ke Korea dengan target 300 kilogram per bulan. Sayangnya, desa tidak dapat memenuhi permintaan tersebut, sehingga kesepakatan tersebut dibatalkan.
Kopi yang dibudidayakan di Desa Lilangan terdiri dari dua jenis, yaitu Robusta dan Liberika. Jenis kopi Arabika sulit untuk ditanam di daerah ini karena perbedaan dataran. Proses penanaman kopi memerlukan perlindungan dari pohon sekitar 60% hingga 70%, mengingat karakteristik kopi yang tidak tahan dengan cuaca panas.
Kebun kopi yang dikelola oleh Pak Subana memiliki luas sekitar 1,25 hektar. Subana juga merupakan salah satu pemilik kopi terbesar di desa tersebut. Pemasaran kopi dilakukan oleh beberapa warga yang telah memiliki produk, dan biasanya hanya dipasarkan di tempat-tempat tertentu seperti warung kopi.
Produk kopi dari UMKM ini, terutama jenis Robusta, menjadi favorit banyak orang. Kopi Liberika juga memiliki penggemar tersendiri karena cita rasanya yang khas, yaitu sedikit asam namun dengan rasa pahit yang pekat. Produksi kopi oleh Pak Subana telah mengalami perkembangan pesat, meskipun sempat mengalami penurunan selama masa pandemi Covid-19.
Ke depan, Subana berharap kopi tidak hanya diproduksi sebagai minuman, tetapi juga sebagai bahan untuk produk lain seperti lulur dan masker kopi. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan ciri khas tersendiri bagi kopi Desa Lilangan.