OJK Minta BUMN Perkuat Manajemen Risiko dalam Berbisnis

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ilustrasi/Ist

NASIONAL, FABERTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta badan usaha milik negara atau BUMN untuk lebih menguatkan manajemen risko dalam berbisnis. Upaya ini dilakukan agar perusahaan negara mampu mengembangkan usaha dan bertahan di tengah berbagai ancaman krisis ekonomi.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menjelaskan, selama ini perushaan yang bisa bertahan di tengah krisis baik itu di sektor swasta maupun milik negara adalah perseroan dengan tingkat kepatuhan dan manajamen risiko yang tinggi. Sehingga dia mendesak adanya perbaikan tata kelola bisnis BUMN.

“Bahwa pertumbuhan bisnis kadang-kadang bisa naik, bisa turun. Tapi kalau mau jalan jauh harus bicara pengelolaan (governancea) dan risk manajeman di samping performa finansial,” kata Hoesen dalam seremoni right issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk secara virtual di Jakarta, Rabu (29/9/2021).

Menurutnya, ke depan pola pengawasan OJK terhadap kinerja perusahaan akan diubah, dari yang tadinya mengawasai kesehatan perseroan menjadi kepatuhannya.

Apalagi, kata Hoesen, perusahaan negara kerap kali melibatkan transaksi-transaksi yang penuh kepentingan dan afiliasi tertentu.

“Jadi sekarang pun kami di OJK framework pengawasan tidak hanya bertumpu pada kesehatan. Jadi terbukti bahwa yang bisa berlangsung dalam jangka panjang adalah compliance dan risk manajemen,” kata dia.

Hoesen berharap nantinya BUMN dapat segera berbenah dan menjadi korporasi dengan pengelolaan yang lebih baik dan transparan. Sehingga mampu memberikan kontrubusi terhadap perekonomian nasional.

“Harapan ke depan BUMN semakin berkembang dan menjadi korporasi yang sangat baik. Mudah-mudahan perhatian terhadap risiko makin tinggi,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *