MUNTOK, FABERTA – Kabupaten Bangka Barat menjadi satu-satunya daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dipastikan menunda penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2021.
Kebijakan Pemda Bangka Barat yang menutup peluang lowongan CPNS dan PPPK ini mengundang reaksi sejumlah pihak.
Ada yang menyebut, kebijakan Pemda di awal pimpinan bupati Sukirman dan wakil bupati Bong Ming Ming menjadi presden buruk sekaligus menutup pintu bagi para pencari kerja utamanya bagi masyarakat di Bumi Sejiran Setason tersebut.
Mardani, S.Pd salah satu guru honorer yang mengajar di SD 13 Simpang Teritip sebagai guru kelas mengaku sangat sedih dan kecewa dengan kebijakan pembatalan rekrutmen ini.
Ketua Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategori usia 35 tahun ke atas (GTKHNK35+) Bangka Barat tersebut menyebut, selama ini dia bersama rekan-rekan di GTKHNK35+ telah melakukan persiapan untuk mengikuti seleksi PPPK dengan pembekalan materi soal ujian baik lewat grup WA maupun Telegram yang diberikan pihak ketiga maupun dari dinas pendidikan Bangka Barat.
“Kami para guru honorer terutama forum GTKHNK35+ kecewa dan sedih dengan pembatalan CPNS dan PPPK di Babar. Jelas kami tidak bisa menjadi ASN di tahun ini. Tapi apabila nanti di 2022 Pemkab Bangka Barat membuka penerimaan ASN khusus P3K, kami minta diberi afirmasi seluas-luasnya untuk kami honorer di atas 35 tahun dengan masa pengabdian di atas 10 tahun,” kata Dani, sapaan akrabnya saat berbincang dengan faktaberita.co.id di Muntok, Rabu (30/6/2021).
Dani yang mulai mengajar sebagai tenaga honorer sejak 2008 silam itu berharap kebijakan afirmasi ini benar-benar diperjuangkan bupati dan wakil bupati serta Ketua DPRD jika membuka keran rekrutmen tahun-tahun mendatang.
“Kebijakan afirmasi itu harapan kami honorer di atas 35 tahun sebab kami pasti akan sulit bersaing dengan guru-guru yang masih muda,” tandasnya.
Meski ada penundaan rekrutmen CPNS dan PPPK, Dani menyampaikan tetap semangat menjalankan tugasnya sebagai pendidik dalam membangun Bangka Barat.
“Meski batal, selama masih dipercaya saya dan teman-teman akan tetap mengajar meski harus nyambi dengan kerjaan lain,” ucap Dani. (Fth/Faberta Babar)