PANGKALPINANG, FAKTA BERITA — Beberapa pihak mengecam komentar bernada SARA yang dilakukan oleh SW oknum pegawai Universitas Universitas Muhammadiyah (UNMUH) karena berpotensi memecah belah, salah satu datang dari Pemuda Batak Bersatu (PBB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ketua PBB Babel, Nikolas A.R Menyayangkan perkataan itu bisa terjadi, apalagi keluar dari seseorang yang merupakan bagian dari universitas.
SW dianggap telah menodai suasana Pilkada di Kota Pangkalpinang dengan isu SARA yang dilontarkan.
Nikolas menjelaskan, foto yang dikomentari oleh SW itu adalah saat Pak Molen menghadiri pernikahan pasangan non muslim (kristen) di Gedung Serba Guna (GSG) di Jl Lengkong.
“Itu adalah Gedung Serba Guna milik HKBP.
Saya juga hadir di pesta itu dan diminta oleh keluarga pengantin untuk mendampingi Pak Molen,” terang Nikolas.
Jadi, ujarnya, muncul komentar berbau SARA itu sangat menyakiti pihaknya dan mengutuk keras perbuatan itu.
“Kita Ini sebagai negara berlandaskan pancasila tentu merujuk pada slogan Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda namun tetap satu, jadi NKRI sudah harga mati, tidak sepantasnya lagi mengkotak-kotakan suku agama dan ras,” tegasnya.
Terang Nikolas, calon Walikota Pangkalpinang ini bukan milik agama tertentu saja, tapi milik seluruh warga Pangkalpinang. Jika menang pun sebagai pemimpin harus bisa merangkul semua golongan.
“Karena pada hakikatnya, semua warga Kota Pangkalpinang ini memliki hak yang sama dalam menentukan pilihannya masing-masing, namun dengan cara saling menghargai tanpa mencela atau mengumbar kebencian, apalagi berbau SARA,” ucapnya.
Justru kata Nikolas, pihaknya sangat mengapresiasi Pak Molen yang ikut hadir dalam undangan acara pesta non muslim.
“Beliau paham bahwa beliau memposisikan diri sebagai calon walikota seluruh warga Kota Pangkalpinang, itu lah jiwa nasionalisme yanh dibutuhkan warga Pangkalpinang,” kata Nikolas.
Ketua PBB Babel mengajak, semua warga Pangkalpinang berperan dalam menjaga kondusifitas menjelang pesta demokrasi pemilu 2024.
“Pilihan boleh berbeda tapi jangan sesekali kita membuat perpecahan melalui isu SARA. Negara lain udah memikirkan bagaimana bisa hidup di luar angkasa, kita malah masih berkutat di isu SARA. Come on bro & sist,” pungkas Nikolas.