JAKARTA, FABERTA — Peluang ekspor perdagangan Indonesia sudah terbuka lebar untuk menembus pasar Eropa. Sebab, perjanjian perdagangan internasional Indonesia-European Free Trade Agreement Comprehensive Economic Free Trade Agreement (EFTA CEPA) pada bulan April kemarin telah diratifikasi.
Pasalnya, hasil perjanjian tersebut memungkinkan peningkatan dan diversifikasi perdagangan dan investasi dua arah. Tingkat tarif yang lebih rendah serta proses administrasi yang lebih mudah di empat negara EFTA yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia.
Dalam hal ini, Wakil Ketua Komisi VI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima, mengatakan, perjanjian tersebut merupakan langkah konkrit dalam menghadapi persaingan perdagangan di era global saat ini.
“Melalui perjanjian itu akan membuka keran ekspor dan impor karena secara tidak langsung produk-produk kita akan menembus pasar Eropa. Ini yang harus dihadapi realitanya perdagangan era global adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dibendung,” katanya saat menghadiri sosialisasi hasil perundingan perdagangan internasional Indonesia-EFTA CEPA di Jakarta, Senin 24 Mei 2021.
Anggota legislatif tingkat pusat itu menuturkan bahwa output dari perjanjian RI-EFTA CEPA salah satunya juga untuk membangun perekonomian Indonesia, agar mampu berdaya saing di pasar global.
“Kita bukan bangsa kecil atau katak dalam tempurung tapi akan bersama-sama membangun dengan kemampuan dan semangat global untuk meningkatkan daya saing,” kata dia.
Perlu diketahui, Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, EFTA merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-23 dan negara asal impor nonmigas ke-25 terbesar bagi Indonesia. Pada tahun 2017, perdagangan Indonesia-EFTA mencapai USD 2,4 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke EFTA sebesar USD 1,31 miliar dan impor Indonesia dari EFTA sebesar USD 1,09 miliar. Indonesia masih mengalami surplus perdagangan dengan EFTA sebesar USD 212 juta.
Ekspor utama Indonesia ke EFTA antara lain perhiasan, perangkat optik, emas, perangkat telepon, dan minyak esensial. Sementara impor utama Indonesia dari EFTA adalah emas, mesin turbo-jet, obat-obatan, pupuk, dan campuran bahan baku industri. Di sektor investasi, nilai investasi negara-negara anggota EFTA di Indonesia pada tahun 2017 mencapai USD 621 juta.