NASIONAL, FABERTA — Pemerintah diminta untuk meningkatkan industri olahan umbi porang guna meningkatkan nilai tambah komoditas yang saat ini tengah diganderungi petani. Hal ini lantaran permintaan ekspor porang diperkirakan terus meningkat setiap tahun.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar menjelaskan, porang bukanlah komoditas pertanian yang musiman sehingga permintaan akan terus stabil tinggi. Apalagi, tanaman ini biasanya dikonsumsi untuk kesehatan.
“Prediksinya stabil naik karena memang produksinya masih sedikit, kalau sudah banyak produksi sudah banyak persaingan ya itu baru turun. Tapi jangan mau persaingan, kalau bisa dari sekarang dipersiapkan untuk pengolahannya lebih bagus lagi nanti kalau lebih banyak pesaing ya kita bisa memproduksi olahannya juga. Pasti kan kalau diolah ada nilai tambahnya,” kata Hermanto, Minggu (15/8/2021).
Menurutnya, untuk meningkatkan produktivitas porang perlu adanya perluasan lahan tanam. Khususnya di luar Pulau Jawa yang memiliki ketersediaan lahan lebih luas.
Sebab, kata Hermanto, porang cenderung bisa ditanam di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, perlu juga adanya penelitian untuk menghasilkan bibit dan pupuk terbaik agar hasil panen bisa maksimal.
“Saya kira luas tanamnya masih sedikit jadi ya harus direncanakan dan dipersiapkan untuk perluasan yang lebih memungkinkan. Kalau di Jawa kan karena lahannya sempit jadi agak terbatas, maka carilah di tempat lain untuk ditanam lebih luas,” kata dia.
Sebagai informasi, Kementerian Pertanian (Kementan) menperkirakan pada bulan Agustus 2021 luas lahan tanaman umbi porang di seluruh Indonesia mencapai 53 ribu hektare (Ha). Jumlah tersebut naik siginifikan dibandingkan dengan bulan ini yang telah mencapai 47 ribu Ha.