Rapor Merah Pemkab Bangka Tengah, Angka Kemiskinan Naik sejak 2019, Kini Sentuh 10,58 Ribu di Tahun 2023

Ilustrasi Kemiskinan (Sumber : BeritaBeta)

BANGKA TENGAH, FAKTA BERITA — Kesejahteraan masyarakat merupakan indikator kesuksesan kepala daerah selama menjabat apakah mengalami kenaikan atau sebaliknya penurunan yang sangat signifikan. Sabtu (9/7/2024).

Walau dilanda Covid-19, pimpinan pemerintah daerah sebagai yang bertanggungjawab harus bisa mencarikan solusi dan program agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Sebab di tengah kondisi saat ini sulitnya lapangan pekerjaan, naiknya harga kebutuhan pokok bahkan BBM, maka dikhawatirkan angka kemiskinan bertambah naik.

Berdasarkan data yang dihimpun Faktaberita.co.id melalui laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Tengah, angka penduduk miskin meningkat sejak tahun 2019.

Tahun 2019 lalu angka penduduk miskin berada di 9,80 ribu, sekarang naik hingga 10,58 ribu masyarakat miskin di tahun 2023. Kendati ada penurunan di tahun 2020 dan 2022 namun tidak terlalu signifikan. Jika pun diakumulasikan justru mengalami kenaikan rentang 2019-2023. Terhitung sejak Algafry Rahman menjadi Bupati Bangka Tengah.

Tak hanya itu, persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Bangka Tengah juga mengkhawatirkan, di tahun 2022 sentuh 3,88 ribu.

Kemudian jumlah tindak pidana di Kabupaten Bangka Tengah, kasus yang masih mendominasi yakni, perlindungan anak 31 kasus, pencurian 61 kasus dan narkotika 47 kasus.

Sementara indeks kedalaman kemiskinan berada di angka 0,64% dan indeks keparahan kemiskinan 0,12% di Kabupaten Bangka Tengah. Presentase ini terus mengalami kenaikan sejak periode tahun 2019-2023.

Bidang data BPS Provinsi Bangka Belitung, Firman mengatakan, data tersebut data merupakan kemiskinan makro berdasarkan sampel pendataan Susenas.

“Iya itu data sampel Susenas, kalau untuk diagram indeks kemiskinan itu satuannya ribu,” ujar Firman

Sementara, ketua statistik sosial BPS Provinsi Babel, Desi menjelaskan naik turunnya angka kemiskinan bisa dilihat per tiap periode, dan angka kemiskinan merupakan dampak dari indikator-indikator lain.

“Ada beberapa indikator dari dampak kemiskinan, jadi tidak bisa dibaca sendirian, lihat dulu pertumbuhan ekenominya seperti apa, jika pertumbuhan ekonomi lemah akan selaras dengan angka kemiskinan yang cenderung naik, begitu faktor inflasi juga mempengaruhi,” ucap Desi.

Lonjakan angka kemiskinan yang ditunjukan data BPS ini dinggap menjadi salah satu gambaran kegagalan kinerja Pemkab Bangka Tengah memenuhi ekspektasi masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *