PANGKALPINANG, FABERTA – Letnan Kolonel Laut (P) Heri Oktavian adalah satu dari 53 nama prajurit TNI yang berada di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL yang dinyatakan tenggelam di Laut Bali. Ia merupakan komandan kapal selam tersebut.
Letkol Laut (P) Heri Oktavian tercatat lahir di Pangkalpinang, pada 18 Oktober 1978 silam. Masa kanak-kanaknya pun dilewatkannya di ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.
Ia merupakan putra bungsu dari Mayor atau Komisaris Polisi (Purnawirawan) Imroni Hakki, pensiunan Polda Lampung. Sebelumnya, Imroni Hakki pernah lama bertugas di Polres Bangka semasa masih berkedudukan di Pangkalpinang.
Hal ini diceritakan oleh rekan Imroni Hakki, Mayor (Purnawirawan) Abdul Gani Zen, Minggu (25/4). Sekilas ia pun masih bisa mengingat sosok masa kecil dari anak sahabatnya itu, yang dikenalnya cerdas.
“Tentunya dari musibah kapal selam Nanggala yang dikomandani Letkol Heri Oktavian, kita sangat berduka. Dia anak dari rekan saya, Imroni Hakki. Ayahnya itu satu angkatan waktu sama-sama kami berenam dari Polres Bangka lulus ke pendidikan Secapa Sukabumi,” ujar Mayor (Purn) Abdul Gani Zen.
Rumah kediaman masa kecil Letkol Laut (P) Heri Oktavian dikatakannya dulu berada di daerah Pasar Pagi Pangkalpinang. Persisnya, di dekat SMP Muhammadiyah. Kemudian, dijual tak lama ketika Imroni Hakki pindah tugas.
Lebih lanjut dikatakan mantan Kapolsek Toboali dan mantan Kasat Intel Polres Belitung itu, Imroni Hakki dulu semasa tamtama dari Kompi Brimob Bangka. Lalu, ketika bintara pindah ke Caba Umum dan pernah menempati tugas di Satuan Lalu Lintas Polres Bangka.
“Saat ayahnya Heri Oktavian di Lantas itulah, kemudian ayahnya bareng sama kita berenam ikut Secapa, tahun 1984,” ujar Abdul Gani Zen.
Momen ketika sudah lulus dari pendidikan Secapa, yang membuat Imroni Hakki pindah tugas dari Bangka. “Ayahnya itu lalu ke Polres Aceh Utara. Kami berenam jadinya mencar. Saya ke Palembang. Ada kawan yang ke Medan, ada yang ke Bengkulu dan lain-lain,” ujarnya.
Namun, meski berpindah tugas, sesekali kontak masih mereka lakukan. “Kawan saya, Imroni Hakki itu meninggal dunia sekitar lima tahun lalu, saat beliau sudah tinggal di Lampung,” ujar Abdul Gani Zen.
Atas peristiwa yang menimpa kapal selam KRI Nanggala-402, Abdul Gani Zen tak lupa turut memanjatkan doa. “Musibah datang ketika para patriot itu sedang bertugas. Semoga segera ditemukan,” ujar pensiunan perwira kepolisian itu.
Donny Fahrum