SNNU Babel Desak Presiden Ubah Regulasi Komoditas Garam

SUNGAILIAT, FABERTA — Ketua Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama Bangka Belitung (SNNU BABEL) Adil Netta mengungkapkan kalau Indonesia masih perlu melakukan impor garam untuk memenuhi kebutuhan industri.

Menurutnya, sampai sekarang impor garam yang dilakukan menembus 2,7 juta ton garam per tahun. Hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi, dimana garam produksi petani dalam negeri belum terserap untuk kebutuhan industri dan hanya untuk kebutuhan rumah tangga.

Bacaan Lainnya

“Bagaimana target swasembada 2025?, apakah ini hanya sebatas angan-angan sedangkan Indonesia masih mengimpor 2,6 juta ton garam setahun,” jelasnya, Selasa (16/3/2021).

Menurutnya, hal ini sangat memprihatinkan karena berbanding terbalik dengan program swasembada garam tahun 2025.
“Ini adalah masalah penting dan sekaligus memprihatinkan yang kita hadapi bersama, sebab kita adalah negara maritim akan tetapi kita masih impor garam,” katanya.

Adil menuturkan, hal ini sendiri harus ditanggapi dengan penuh keseriusan, desakan ke Presiden untuk mengubah regulasi mengenai aturan-aturan yang selama ini dianggap kurang menyerap produksi garam para petani, menurutnya juga sangat dibutuhkan.

“Guna mengakomodir pengusaha-pengusaha kecil, harus ada perubahan regulasi mengenai aturan-aturan terkait impor garam, agar target Swasembada Garam tahun 2025 tidak hanya sebatas angan angan,”pungkasnya. (FB)

Laporan : Robby

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *