Tergiur Janji Manis, 74 Warga Babel Korban TPPO Kini Bisa Berlebaran Bersama Keluarga

Sebanyak 74 warga Bangka Belitung yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) akhirnya tiba di Bandara Depati Amir, Jumat (21/3/2025) sore. Ketua DPRD Babel, Didit Srigusjaya, menegaskan pentingnya kehadiran pemerintah dalam melindungi warganya dan mendorong pelatihan kerja agar kasus serupa tidak terulang.

FAKTA BERITA, PANGKALPINANG – Setelah melalui proses panjang, sebanyak 74 warga Bangka Belitung yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) akhirnya tiba di Bangka Belitung, Jumat (21/3/2025) pukul 15.00 WIB.

Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung, Didit Srigusjaya, yang turut serta dalam proses pemulangan, menyambut langsung kedatangan mereka di Terminal VIP Bandara Depati Amir. Ia menegaskan bahwa pemerintah harus hadir dalam menangani kasus ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Bacaan Lainnya

“Sebagai pemerintah, kita harus hadir. Ini adalah ujian bagi kita semua. Alhamdulillah, berkat kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, mereka akhirnya bisa kembali ke tanah air,” ujarnya.

Didit mengungkapkan bahwa sebagian besar dari mereka berangkat ke luar negeri karena tergiur dengan tawaran gaji tinggi. Bahkan, ada di antara mereka yang berstatus sarjana dan memiliki niat baik untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.

“Saya ingin Balai Latihan Kerja (BLK) dibuka kembali agar calon pekerja yang ingin ke luar negeri memiliki keterampilan dan bekal yang cukup. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan aman,” tambahnya.

Selain itu, Didit mengaku baru mengetahui bahwa masih ada banyak warga Bangka Belitung lainnya yang masih berada di luar negeri dalam kondisi yang tidak jelas. Ia pun meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani permasalahan ini.

Ketua DPRD Babel, Didit Srigusjaya, bersama jajaran pemerintah dan aparat menyambut kepulangan 74 warga Bangka Belitung yang diduga menjadi korban TPPO. Suasana haru dan lega mewarnai momen ini di Bandara Depati Amir, Jumat (21/3/2025).

“Masih banyak yang masih di sana. Saya baru tahu sekarang, dan ini sangat memprihatinkan. Saya minta pemerintah benar-benar hadir untuk memastikan mereka bisa kembali dengan selamat,” tegasnya.

Kasus pemulangan ini menjadi yang kedua terbesar di Indonesia, menunjukkan bahwa TPPO masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Oleh karena itu, langkah preventif dan perlindungan bagi calon pekerja migran menjadi hal yang sangat penting untuk segera dilakukan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *