JAKARTA, FABERTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tengah terpuruk dalam bisnisnya dan menanggung utang hingga Rp70 triliun. Kondisi ini menyebabkan maskapai penerbangan pelat merah ini terancam gulung tikar imbas minimnya okupansi penumpang.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pun mencurahkan isi hatinya kepada awak media melalui pesan berantai. Pria berumur 56 tahun itu menyatakan keprihatinan yang mendalam atas yang terjadi pada perusahaannya.
Kendati demikian, dia optimistis akan mampu melewati proses-proses sulit seperti sekarang dan mempertahankan bisnisnya ke depan.
“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak atas dukungan rekan-rekan media sekalian. Salam sehat untuk kita semua, jangan lupa untuk selalu ceria dan bahagia,” kata Irfan melalui keterangannya, Kamis 3 Juni 2021.
Menurut dia, dalam mempertahankan bisnis upaya transparansi akan terus dilakukan pihak manajmen perusahan kepada publik. Selain itu, di tengah era keterbukaan informasi juga dirasa semua informasi tidak akan bisa ditutupi atau disembunyikan.
Hingga saat ini, kata Irfan, pihaknya tengah fokus dan memaksimalkan upaya pemulihan kinerja serta berbagai program strategis yang tengah dijalankan perusahaan. Ia beharap, langkah tersebut akan mendapatkan dukungan pemerintah baik itu Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
“Saya turut menyampaikan apresiasi atas segala bentuk pendapat yang dikemukakan oleh pihak pihak terkait mengenai kondisi Garuda Indonesia. Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, tentunya menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap individu untuk memiliki kebebasan berpendapat,” kata dia.
Seperti diketahui kinerja Garuda Indonesia saat ini tengah mengalami keterpurukan, bahkan kerugian yang ditanggung setiap bulannya mencapai USD100 juta. Dengan rincian biaya operasional sebesar USD150 juta, sedangkan pendapatan hanya USD50 juta.