MUNTOK, FABERTA — Masyarakat desa Bakit kecamatan Parittiga yang kesehariannya berprofesi sebagai nelayan di Perairan Teluk Kelabat Dalam merasa diancam setelah menolak aktivitas penambangan di perairan tersebut oleh oknum penambang.
Pengakuan itu disampaikan Ketua Forum Nelayan Kelabat Dalam, Mardiono, dalam audiensi yang dihadiri masyarakat nelayan dan penambang bertempat di OR II Setda Bangka Barat Muntok, Selasa (8/6/2021).
“Kita lihat ada intimidasi yang mengharuskan nelayan mengikuti kemauan penambang. Dilema ini mungkin berat bagi saya sebagai ketua forum, jadi saya berharap Pemda dan kepolisian tolong kami,” kata Mardiono.
Mardiono meyakini apabila perairan Teluk Kelabat Dalam dirusak maka akan sangat berdampak bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, perairan tersebut jadi tempat tumbuh kembang bibit – bibit ikan unggulan.
”Kalau Teluk Kelabat itu hancur habis sudah, orang di luar juga nggak makan ikan karena bibit itu besarnya di Teluk Kelabat. Kalau tidak percaya kita teliti. Makanya ikan di Teluk Kelabat itu gemuk–gemuk, potensinya luar biasa. Mungkin bapak tidak percaya kami dapat bawal itu harganya Rp. 200 ribu hampir samai harga timah. Dua ekor kami dapat sudah 2 kilo, 400.000 dari jam 5 pulangnya jam 9 malam,” imbuh Mardiono.
Kepada para penambang, Mardiono minta untuk menghargai masyarakat nelayan.
Menurut Mardiono, pihaknya tidak peduli berapa pun hasil yang didapat para penambang, apalagi dengan dalih akan membangun masjid.
”Kalau hanya dalih mau bikin masjid, banyak cara lain, minta ke Pak Bupati, kalau perlu saya juga mau nyumbang tapi jangan merusak lingkungan kami. Karena untuk tempat pencaharian para nelayan. Sepuluh desa berada dalam naungan Teluk Kelabat Dalam Bangka Induk Pak, saya ketua yang dipilih di Pulau Nanas,” tukas dia.
Mardiono menegaskan, mereka akan tetap konsisten menjaga Teluk Kelabat Dalam dari aktivitas penambangan, sampai kapan pun. Namun hal itu harus didukung dengan penegakan hukum yang tegas.
Di tempat yang sama, Camat Parittiga Madirisa, mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Bangka Barat bersama instansi terkait ikut andil mengatasi konflik antara nelayan dan penambang agar tidak lagi terjadinya bentrok antar nelayan dan penambang di desa Bakit.
Turut hadir dalam audiensi ini unsur pimpinan Forkopimda atau yang mewakili, Sekretaris Daerah, Plt. Asisten I Bidang Pemerintahan dan Sosial, Asisten III Bidang Administrasi dan Umum, Kepala Sat Pol PP dan PB, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepala Kesbangpol, Camat Parittiga, Pj.Kades desa Bakit dan Perwakilan Tokoh Masyarakat desa. (Fth/Faberta Babar)