FAKTA BERITA, BANGKA SELATAN – Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Selatan (Basel) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dan kunjungan lapangan pada Rabu (15/10/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari penyusunan dokumen rencana teknis pengembangan ekonomi dan pemberdayaan transmigrasi di kawasan transmigrasi Batu Betumpang.
FGD yang berlangsung di Hotel Cozy Toboali tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Tim Penyusun Dokumen dari UGM, Doddy Aditya Iskandar, beserta anggota tim. Turut hadir Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Basel, H. Ade Hermawan, Kepala Bappeda, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DKKUMDAG), serta pimpinan OPD terkait lainnya dari Pemkab Bangka Selatan.
Kawasan Batu Betumpang, yang merupakan kawasan transmigrasi, menjadi fokus utama pembahasan dalam FGD.
Di sela-sela diskusi, Doddy Aditya Iskandar mengungkapkan bahwa tim UGM mendapatkan mandat dari Kementerian Transmigrasi untuk menyusun rencana teknis pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat di kawasan tersebut.
“Kawasan Transmigrasi Batu Betumpang di Bangka Selatan itu terdiri dari 26 desa dan tersebar di empat kecamatan. Terutama itu sebenarnya eks Transmigrasi di Kecamatan Pulau Besar dan Kecamatan Airgegas,” ungkapnya.
Doddy menjelaskan bahwa sejarah upaya pengembangan kawasan transmigrasi cukup panjang. Pada rentang tahun 2010 hingga 2012, muncul kebijakan yang saat itu berada di bawah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk menjadikan kawasan transmigrasi tumbuh berkembang layaknya kawasan perkotaan.
“Maka kemudian mereka menyebutnya tidak lagi kawasan Transmigrasi, tetapi Kota Terpadu Mandiri (KTM). Tapi intinya sebenarnya itu adalah kawasan Transmigrasi yang kita kenal sekarang ini,” kata Doddy.
Ia melanjutkan, pada tahun 2015-2016, pengembangan dilanjutkan dengan konsep tidak hanya sebatas penamaan KTM, tetapi sebagai kawasan perkotaan baru. Intinya adalah bagaimana kawasan transmigrasi dapat tumbuh dan menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.



















