FAKTA BERITA, PANGKALPINANG – ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi ekstra kampus se Babel nonton bersama (nobar) film dokumenter “Yang Tak Pernah Hilang” di Aula Unmuh Babel pada Senin malam (1/7/2024).
Acara yang di prakarsai oleh Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Babel ini menarik antusiasme penonton yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kasus penghilangan paksa aktivis pada tahun 1998.
Sebelumnya, pemutaran perdana film dokumenter ini telah berlangsung di Cinema XXI Pangkalpinang pada Minggu (30/6), yang juga diorganisir oleh Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung bersama KawanHermanBimo, Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi), GMNI, dan HMI.
Dandik Katjasungkana, produser film sekaligus Ketua IKOHI Jawa Timur, mengungkapkan bahwa pembuatan film ini bertujuan untuk mendorong pemerintah dan elite politik agar menyelesaikan kasus penghilangan paksa pada tahun 1998.
“Film ini sebagai upaya menghidupkan kembali ingatan tentang kawan yang hilang dan tidak adanya upaya untuk mengungkap keberadaan mereka hingga kini,” kata Dandik.
Dandik menjelaskan bahwa produksi film dokumenter ini dimulai pada tahun 2019. Namun, prosesnya mengalami berbagai kendala, terutama akibat pandemi Covid-19. Tantangan semakin besar dengan meninggalnya Hari Nugroho, penggagas film tersebut, pada tahun 2020.
“Film ini selain kami maksudkan untuk memperjuangkan penyelesaian kasus penghilangan paksa aktivis 1998, juga bertujuan sebagai memorialisasi buat generasi milenial yang berjarak baik secara usia maupun peristiwa, supaya mereka paham betul bahwa ada situasi masa lalu yang masih menjadi tanggung jawab negara untuk diselesaikan,” tambah Dandik.
Film berdurasi dua jam ini menggambarkan kisah aktivisme Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah alias Bimo Petrus atau Bimpet. Kedua mahasiswa Fisip Universitas Airlangga tersebut merupakan anggota Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) dan Partai Rakyat Demokratik (PRD). Mereka aktif mengorganisir aksi buruh dan mahasiswa di Surabaya sebelum pindah ke Jakarta untuk tugas organisasi.
Melalui film ini, penonton diajak menyelami perjuangan dan pengorbanan para aktivis yang hilang serta pentingnya mengenang dan menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa ini.