Jakarta – Elon Musk sudah berulangkali memperingatkan tentang bahaya kecerdasan buatan atau AI (Artificial intelligence). Terbaru, nakhoda Tesla, Twitter dan SpaceX itu mengatakan pada para pemimpin senior China akan ancaman AI pada mereka.
Menurut Elon, pembuatan digital superinteligence atau kecerdasan super digital, bisa saja suatu saat merebut kendali Partai Komunis China yang dipimpin Presiden Xi Jinping, bahkan mengambil alih negara itu dari tangan pemerintah jika tak diwaspadai.
Melalui Twitter Spaces, Elon mengungkap dia menghabiskan bahwa waktu dengan pemimpin senior China saat berkunjung ke sana baru-baru ini. Mereka mendiskusikan tentang potensi bahaya AI dan kemungkinannya mengambil alih kekuasaan. China memang sedang giat mengembangkan AI di segala bidang.
“Saya pikir hal itu beresonansi. Tidak ada pemerintahan yang ingin diambil alih oleh kecerdasan digital super. Jadi saya pikir, mereka mengambil langkah di sisi peraturan dan khawatir akan risiko ini,” cetus Elon Musk seperti dikutip detikINET dari Insider.
Kedengarannya seperti tema film fiksi ilmiah, tapi Elon Musk yakin bahwa digital superintelligence bukan omong kosong walau saat ini masih sebatas hipotesis. Dia meyakini bahwa kecerdasan semacam ini akan eksis pada 5 atau 6 tahun lagi.
“Definisi dari kecerdasan super digital ini adalah bahwa dia lebih pintar dari manusia siapapun, dalam hal apapun. Bukan berarti bahwa dia lebih pintar dari gabungan seluruh manusia, itu sesuatu yang lebih tinggi lagi,” paparnya.
Meski terdengar pesimis mengenai AI dan bahayanya, ia tetap optimis mengenai masa depan teknologi ini. “Saya pikir kecenderungannya adalah skenario positif dibandingkan skenario negatif. Tapi skenario buruknya tidak 0% dan kami ingin melakukan semua yang kami bisa untuk meminimalisir kemungkinan buruk dengan AI,” pungkasnya.
Sumber : detik