Didit Srigisjaya Perintahkan Fraksi PDIP Bateng Kawal Tuntutan Guru Terkait Penurunan TPP

Didit Srigusjaya. (Foto:Faberta)

BANGKA TENGAH, FAKTABERITA — Polemik tentang pemotongan tunjangan penghasilan pegawai (TPP) bagi aparatur sipil negara (ASN) di kalangan guru di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) mendapat perhatian serius Ketua DPD PDI Perjuangan Bangka Belitung, Didit Srigusjaya.

Guru merupakan garda terdepan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), di tangan gurulah generasi masa depan diamanahkan, sehingga ia memerintahkan fraksi PDI Perjuangan Bangka Tengah untuk mengawal persoalan TPP.

“Saya prihatin dengan keluhan para guru terkait TPP mereka yang mengalami penurunan, untuk itu saya minta fraksi PDI Perjuangan untuk serius mengawal soal TPP karena menyangkut kesejahteraan guru di Bangka Tengah,” ujar Didit Srigusjaya, Sabtu (28/5/2021).

Ia menganggap sangat rasional tuntutan para guru, mengingat profesi mereka yang sangat penting dan berpengaruh atas kemajuan bangsa, sehingga kesejahteraan sudah seharusnya menjadi prioritas.

“Sebelumnya ada upaya menaikan TPP guru oleh Pemkab Bangka Tengah, dan saya mengapresiasi kebijakan tersebut. Namun nyatanya berbalik, sekarang malah turun, untuk itu saya minta fraksi PDI Perjuangan kawal tuntutan para guru,” tegas Didit

Diketahui sebelumnya, terbitnya Peraturan Bupati (Perbup) Bangka Tengah nomor 22 tahun 2022 dianggap keliru oleh Sekda Bangka Tengah. Ia berdalih adanya kesalahan terutama pada bagian lampiran yang mencantumkan nominal angka TPP bagi ASN sesuai dengan jabatannya,

Pihak Pemkab Bangka Tengah sempat berjanji akan merevisi Perbup tersebut, namun beberapa bulan berjalan, belum ada tanda-tanda direvisi

Terkait hal ini, Ketua DPRD Bateng Mehoa sempat menagih janji eksekutif melalui Bupati Algafry Rahman yang akan menormalkan nominal TPP guru dari Rp 1,6 juta menjadi semula yakni Rp 2,1 juta pada bulan Mei kemarin.

“Pemda janji TPP guru normal kembali pada Mei 2022, namun hingga kini belum revisi Perbup, para guru sudah menjerit karena biaya kebutuhan sehari-hari mereka berkurang,” ujar mehoa.

Menyampaikan aspirasi para guru, kata Mehoa, mereka merasa dianaktirikan, karena cuma TPP guru yang diturunkan, sedangkan ASN lain tidak, padahal kata mereka, guru sebagai garda terdepan mencerdaskan anak bangsa, namun kesejahteraannya selalu jadi korban.

Selain itu, ungkapnya para guru juga sempat curhat masalah jam kerja. Beberapa guru mengeluh disaat jam kerja bertambah dengan harus pulang sore hari, tuntutan administrasi malah makin banyak, namun tidak sebanding dengan kesejahteraan yang diberikan, bahkan TPP malah diturunkan.

“Saya akan kawal, sudah saya sampaikan ke Sekda, ia menjawab sedang proses revisi Perbup. Sekarang kita tunggu eksekusinya,” ucap Mehoa kemarin. (FB07)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *