Mahasiswa UBB Kaji Persepsi Penambang Timah Terhadap Pendidikan Anak

Ilustrasi/Rais Abdillah

CITIZEN, FAKTABERITA — Mahasiswa Sosiologi Universitas Bangka Belitung (UBB) melaksanakan Project Based Learning dengan melakukan kajian ilmiah turun langsung ke lokasi penelitian yang berada di Jalan Baru, Belinyu, Sabtu (12/11/2022). Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai persepsi keluarga penambang tentang pendidikan anak-anaknya.

Para mahasiswa melakukan wawancara kepada beberapa anggota keluarga dengan mendatangi secara langsung ke rumah warga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Bacaan Lainnya

Narasumber pertama yaitu Sulastri, beliau mempunyai persepsi bahwa pendidikan anak sangat penting. Sulastri sendiri memiliki empat anak yang di antaranya satu sudah menikah dan tiga lainnya masih menjadi tanggungan mereka sebagai orang tua. Salah satu anaknya tidak bersekolah lagi dengan alasan malas dengan sistem belajar daring (dalam jaringan).

ni anak bik sikok dak nek agik sekolah, dak kawo agik belajar di hp, bosen (anak bibi satunya ini tidak mau lagi bersekolah, karena belajar melalui gawai, bosan_ red),” tutur Sulastri.

Sulastri berharap anaknya bersekolah lagi hingga jenjang yang lebih tinggi karena walaupun beliau tamatan sekolah menengah pertama, beliau dan keluarga menginginkan hasil usaha dan seluruh kerja kerasnya untuk pendidikan anak.

Kemudian para mahasiswa menuju rumah kedua dengan kondisi cuaca sedang hujan panas. Penambang kedua yaitu Mang Amir (38 tahun), yang kebetulan saat dijumpai beliau sedang tidak bekerja.

Mang Amir mengatakan,“ saya sendiri memandang sekolah (pendidikan) itu penting. Saya tidak mau mengizinkan anak saya ikut menambang timah apa lagi diwaktu dia belajar. Kalau saat libur, anak saya yang SMP itu biasanya ikut saya nambang timah, tapi kalau waktu sekolah tidak saya izinkan”, jelas Mang Amir.

Kemudian ia menambahkan, “harapan Amang anak ne sekolah la sampe tamat kuliah, sampe sukses”. Harapan Mang Amir yaitu anaknya bisa sekolah sampai menyelesaikan studinya di jenjang yang lebih tinggi, sampai sukses.

Selanjutnya, ketua RT Jalan Baru menyatakan bahwa dari 134 warga Jalan Baru sebanyak 34 bermata pencaharian sebagai penambang timah. Menambang timah ini satu-satunya sumber penghasilan warga Jalan Baru yang digunakan untuk melangsungkan hidup keluarga mereka sekaligus membiayai pendidikan anak-anaknya.

Dari beberapa keluarga penambang yang di wawancarai, semua memberikan tanggapan positif terhadap pendidikan anak. Para keluarga penambang berpendapat bahwa pendidikan itu sangat penting bagi anak, mereka ingin anak-anaknya memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dirinya.

Hal ini membuktikan bahwa orang tua semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak mereka, sehingga dapat membantah persepsi masyarakat tentang anak keluarga penambang timah yang tidak memperoleh pendidikan.

Keterlibatan orang tua menjadi penting dalam tumbuh kembang anak dan bisa menjadi nilai positif. Peran komunikasi juga penting antara orang tua dan pihak sekolah, supaya bisa mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *